PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meraih kenaikan marketing sales 100% menjadi Rp 2,28 triliun hingga kuartal III-2020 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1,14 triliun. Adapun pendapatan konsolidasi perseroan mencapai Rp 8,58 triliun atau tergolong stabil dibandingkan kuartal III-2019 yang sebesar Rp 8,56 triliun.
Meski dihadapi pandemi Covid-19, pendapatan real estate development meningkat 46,3% menjadi Rp 2,37 triliun dari Rp 1,62 triliun. Kenaikan ditopang oleh bisnis inti properti perseroan yang mulai menunjukkan perbaikan. Hal ini karena pertumbuhan pendapatan yang kuat dari Cikarang, pengakuan pendapatan perseroan untuk serah terima di tower Hillcrest dan Fairview di Lippo Village, serta penjualan persediaan. Bisnis properti terus menunjukkan kemampuan bertahan yang ditunjukkan dengan pencapaian marketing sales.
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, kuartal III-2020 sangat sukses untuk lini bisnis properti dengan marketing sales sebesar Rp 1,2 triliun atau naik sebesar 304% secara tahunan. Pihaknya berharap pada tahun-tahun mendatang ketika perseroan melakukan evaluasi terhadap perubahan di Lippo Karawaci, pihaknya dapat menunjukkan kuartal III sebagai titik balik, dimana lini bisnis properti di bawah tim manajemen baru telah sukses.
“Kami mengumumkan launching rumah tapak di Lippo Village untuk pertama kalinya setelah empat tahun melalui launching Cendana Homes, yang mana terjual habis dalam hitungan jam. Meski pendapatan recurring kami terganggu oleh pandemi Covid-19, kami telah melihat bisnis properti perlahan-lahan telah pulih dan mendekati normal,” kata John dalam keterangan resmi, Senin (2/11).
Pada pilar kedua, yaitu real estate management & services, pendapatan Lippo Karawaci hingga kuartal III-2020 menunjukkan penurunan sebesar 10,2% menjadi Rp 6,15 triliun dari Rp 6,85 triliun pada periode sama tahun lalu. Hal ini dikarenakan rumah sakit, mal, dan hotel terus dihadapkan dengan kondisi yang menantang akibat pandemi.
Menurut John, kasus baru Covid-19 yang terus meningkat di Indonesia pada kuartal III-2020 menyebabkan penutupan hotel yang berkepanjangan, pengunjung mal yang lebih sedikit dari yang sebelumnya diperkirakan, dan lebih banyaknya dilakukan penanganan Covid-19 di lini bisnis rumah sakit daripada pasien bisnis inti. Secara konsol, pendapatan Lippo Karawaci secara tahunan tidak mengalami perubahan.
Sementara itu, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) melaporkan pertumbuhan pendapatan yang kuat karena suksesnya pemasaran produk hunian rumah tapak yang terjangkau, serta apartemen Orange County yang terus melanjutkan proses serah terima unit.
Pendapatan Lippo Cikarang hingga kuartal III-2020 naik 50% menjadi Rp 1,59 triliun dari Rp 1,06 triliun pada kuartal III-2019. Hingga September 2020, Orange County mencatatkan pendapatan sebesar Rp 837 miliar, naik sebanyak 91% secara tahunan dari Rp 438 miliar pada periode sama tahun lalu.
Selain itu, pengakuan pendapatan rumah hunian Lippo Cikarang sebesar Rp 286,1 miliar atau naik dari Rp 218,9 miliar pada periode sama tahun lalu, sedangkan penjualan tanah di kawasan industri menjadi sebesar Rp 121,4 miliar hingga kuartal III-2020, meningkat dari Rp 66,3 miliar pada periode sama 2019. Pada kuartal III-2020, pendapatan naik 34,8% menjadi Rp 504 miliar seiring dengan kenaikan pendapatan apartemen dan proyek hunian rumah tapak yang naik 66,1% dan 125,6% dibandingkan kuartal III-2019.
Lebih lanjut, pendapatan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) hingga kuartal III-2020 berkurang 4,1% secara tahunan menjadi Rp 5 triliun dari Rp 5,21 triliun pada periode sama tahun lalu. Meski pengalami penurunan, Siloam masih berkontribusi sebanyak 80,5% terhadap total pendapatan recurring perusahaan hingga kuartal III-2020 dibanding kontribusi kuartal III-2019 yang sebesar 75,2%.
Hingga September 2020, Siloam mengoperasikan 39 rumah sakit di seluruh Indonesia. Secara keseluruhan, pendapatan Lippo Karawaci dari real estate Management & Services berkurang 9,1% secara tahunan menjadi Rp 6,15 triliun. Nilai tersebut merepresentasikan 71,6% dari total pendapatan perseroan hingga kuartal III-2020 dibandingkan kontribusi pada kuartal III-2019 sebanyak 80%.
Menurut John, Siloam telah meningkatkan kapasitas testing Covid-19 secara signifikan untuk mendukung upaya Indonesia dalam menanggulangi pandemi. Selama Januari-September 2020, Siloam telah melakukan 70 ribu tes polymerase chain reaction (PCR) dan lebih dari 700 ribu tes rapid dan serologi.
Selain meningkatkan kapasitas tes, Siloam juga mendedikasikan 4 rumah sakit khusus untuk penanganan Covid-19. EBITDA rumah sakit pada kuartal III-2020 saja meningkat sebesar 43% secara tahunan. Meski demikian, sebagian besar peningkatan EBITDA Siloam berdasar perubahan kebijakan akuntansi melalui penerapan PSAK 73.
“Meski pengujian dan penanganan Covid-19 mendukung EBITDA dan laba bersih Siloam pada kuartal III-2020, pendapatan dari sumber ini tidak stabil dan tidak pasti untuk periode ke depan. Hal ini dikarenakan peraturan yang terus berubah, diikuti dengan tren Covid yang juga tidak pasti,” jelas John.
Dari sisi laba bruto, Lippo Karawaci meraih Rp 3,32 triliun hingga kuartal III-2020, naik 1,1% dari Rp 3,29 triliun pada periode sama tahun lalu. Laba bruto segmen real estate development naik 71,2% secara tahunan menjadi Rp 934 miliar, sedangkan laba bruto lini bisnis real estate management & services turun 15,1% secara tahunan menjadi Rp 2,32 triliun hingga kuartal III-2020.
Lippo Karawaci melaporkan EBITDA naik 75,6% menjadi Rp 1,58 triliun hingga kuartal III-2020 dari Rp 902 miliar pada kuartal III-2019. Meski demikian, EBITDA pada tahun 2020 sebagian besar dipengaruhi oleh implementasi standar PSAK 73 terkait biaya sewa.
Penerapan standar ini mengakibatkan penurunan biaya sewa dan kenaikan di biaya bunga. Dampaknya hingga kuartal III-2020 sebesar Rp 645 miliar, yang berarti core EBITDA perseroan pada kuartal III-2020 sebesar Rp 939 miliar, naik 4,1% secara tahunan. Lini bisnis real estate development menunjukkan kenaikan EBITDA paling signifikan menjadi Rp 314 miliar dari rugi Rp 506 miliar pada kuartal III-2019.
Adapun Siloam membukukan EBITDA sebesar Rp 744 miliar hingga kuartal III-2020, naik 19,1% dari Rp 624 miliar pada kuartal III-2019. Sebelumnya, Siloam mengalami penurunan EBITDA sebanyak 54,8% secara tahunan pada kuartal II-2020. Pada kuartal III-2020, Siloam membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 86 miliar.
Sementara itu, pada Oktober 2020, First REIT memberikan keringanan biaya sewa Sin$ 16,5 juta bagi Lippo Karawaci untuk September dan Oktober 2020. Keringanan ini merupakan tambahan dari bantuan uang sewa sebesar Sin$ 16,4 juta pada semester I-2020. Total keringanan uang sewa yang diberikan kepada perseroan membuat perseroan membayar setidaknya 36% biaya subsidi sewa yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2020.
Di sisi lain, progres penjualan mal di Puri mengalami titik terang, sehingga diantisipasi dapat diselesaikan pada Januari 2021. Meski demikian, transaksi bergantung pada persetujuan dari pemegang saham Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) terkait akuisisi mal dan penyelenggaraan rights issue LMIRT. Kedua keputusan ini ditargetkan sebelum akhir 2020.
Sumber: investor.id